Tuesday, November 30, 2010

Always Be there!!

Album : thank you ALLAH
Munsyid : Maher Zain
http://liriknasyid.com

Allahuakbar…

If you ask me about Allah
And what I know about it
I’ll answer will be .....

It’s everything about Allah
The pure love to our soul
Who have created you and me,
The heaven and whole universe
The One that made us hold and free
The Guardian of His True believers

So when the time gets hard
There’s no way to turn
As He promises to you
He’ll always be there
To bless us with His love and His mercy coz
As He promises to you
He’ll always be there

He’s always watching us, guiding us
And He knows what’s in our little heart
So when you lose your way to Allah
You should turn
As He promises to you He’ll always be there ...

Could bring the sun from the darkness
Into the light
Subhanallah
Capable of everything
Should never feel afraid of anything
As long as we follow His guidance
All the way through a short time
We have in this life
Soon it’ll all be over
And we’ll be in His heaven
And we’ll all be fined

So when the time gets hard
There’s no way to turn
As He promises to you
He’ll always be there
To bless us with His love and His mercy coz
As He promises to you
He’ll always be there
He’s always watching us, guiding us
And He knows what’s in our little Heart
So when you lose your way to Allah
You should turn
As He promises to you He’ll always be there

Allahuakbar

menanti hidayah Allah datang??

ana nak membawa shabat kembali berfikir sejenak...tntg topik ini..........apakah yg dimaksudkan dgn 'apabila sampai waktunya".   dan soalan saya, ialah bilakah waktu itu,adakah kamu ktahui bila??? tidak... dan mengapa masih menunggu waktu...

waktu yg dimaksudkan di sini ialah hidayah Allah s.w.t........ Ana pernah mghdiri suatu majlis dan ana terpesona dgn ayat....mengapa kita ini hanya menunggu sampai waktunya....menunggu detik hidayah Allah dtg....???? Allah telah mmbuka pintu taufiq...dan pintu hidayah  hanya akan terbuka seandainya kita berusaha utk mendptkan taufiq Allah...........

persoalannya, adakah kita berikhtiar utk mendapatkan hidayah Allah...?????? kita hanya menanti dan menanti dan menanti hidayah Allah dtg.......analoginya, seperti kamu mencari pekerjaan di muka bumi Allah, adakah kamu hanya menanti pekerjaan itu dtg dgn sendirinya...???? analogi lagi....kamu ingin membeli emas di kedai emas....adakah emas itu akn dtg dgn sendirinya pada kamu walhal kamu sndiri tdk berusaha dtg ke temapt itu utk mencri emas...????

seperti itu yg ingin sy ungkapkan, adakah kamu hendak membeli syurga Allah, sdg kamu tdk berusha mendapatkannya...???


ya benar, kamu berusaha.. tetapi adakah kamu tdk  mengira2 akan pahala kamu..?? pastinya, kamu sering mghitung dan merasa puas dgn amalan yg telah dilaksanakan.....ianya mampu ana  iibartkan seperti air yg kamu genggam...bygkan....air yg kamu ambil dri lautan....berulang2 kali......utk kamu penuhkan ke dalam sebuah kolam yg besar....banyak air yg kamu genggam dgn jari2 kamu itu yg jatuh....itulah yg ana ibaratkan seperti ibadat.......sisa2 air yg jatuh itu adalah dunia yg kamu bawa...dan air yg tinggal di dlm genggaman jejari kamu yg seciput itulah ibadat kamu.......utk kamu bwa ke dalam kolam ingin kmu penuhkan............hurmmmmmmmm..............

mgapa mnnati hidayah itu dtg.....sdg ALLah memberi kamu akal fikiran yg cerdik.......ilmu yg Allah dtgkan tanpa kmu minta Allah beri dan kamu ambil secara percuma..analogi, kmu ingin mngambil peperiksaan, adakah kamu akan berkata sy akan menunggu smpai ilham dtg, sy tdk akan m'bc buku, sy akn mnunggu ilham dripada Allah smata2......

seperti itulah hidayah Allah...kamu mngatakan, kamu menunggu hidayah Allah, sdgkan kmu telah rugu serugi2nya...kerna kamu tdk berusaha ke arhnya utk mendptkan hidayah itu......Allah memberi kejayaan atas usaha seseorg, dan keberkatannya......dan sperti itu, Allah beri hidayah kepada seiapa yg berusaha utk mndaptkannya........

hipotesisnya......semakin kita mennti..........semakin kita menyia2kan usia muda kita dgn dosa2 kejahilan...
semakin banyak dosa2 kejahilan yg kita perbuat, semakin berat seksaan yg akan Allah dtgkan.......
semakin berat seksaan yg akan Allah dtgkan, semakin mndrta hdup kita yg kekal selamnya di sana...


itulah...nntikanlah smpai hidyah Allah dtg...nntikanlah azab yg kamu tdk dpt lihat dan kmu bakal merasai kelazatan nikmat azab itu di sana nnti......lihatlah suatu alam yg merupakan sebenar2 lam yg pasti kita akn kmbali padaNYa...
jgn kamu mengeraskan hati dan jiwa..malah rendahkanlah pndgnMu pd Allah..kerna Allah yg meciptkan kita dan hanya kpdNyalah kita dikembalikan....


mgkin tersntuh di hti insani, mgkin juga tdk...kita hanya ad 1 hti shj.....hati itulah yg kita guna utk buat baik, berbaur dgn  kjhtn...akhrnya hti kita jdi x mmpu nk berfungsi....sbbnya kita tdk mngubtnya...jd, ubtlah hati.....dgn mengingati Ilahi.....dan mngingti mati....

wallahualam...

from: zayyad dhamiri@com
Sahabatku, Jalan ini Bukan Mudah. Aku Bersamamu


Sahabat..

Aku mencintaimu kerna Rasulullah memerintahkan aku mencintaimu. Ya,tidak beriman seseorang itu sehingga dia mencintai saudaranya sepertimana dia mencintai dirinya sendiri.


Sahabatku yang sangat aku cintai..

Sungguh,jalan yang kita lalui ini bukan jalan yang indah dan mudah. Jalan ini matlamatnya cantik dan mengkagumkan.Tapi, sungguh tidak dapat aku janjikan kepadamu jalan ini akan senang kau lalui. Bukankah sejarah membuktikannya, haq yang ingin dibawa tentu sekali akan ditentang.


Sahabat..

Bukankah dalam kita berdiskusi, seringkali kita ingatkan pejuang yang telah lama terkorban dulu? Sheikh Hassan Al Banna,ditembak di pasar. Kerna apa? Kerna dia membawa yang haq! Syed Qutb,nyawanya tercabut menemui Rabb nya di tiang gantung? Kerna apa? Kerna dia membawa yang haq. Sheikh Ahmad Yassin dibunuh dengan misil yahudi laknatullah di hadapan masjid di subuh yang hening. Kerna apa? Kerna dia juga membawa yang haq!


Amanah ini untuk kita,sahabatku.Amanah ini untuk orang seperti kalian. Bukanlah aku ingin menggoyahkan semangat wajamu dan bahkan tidak sesekali. Tetapi sahabat,yang pasti ingin aku ingatkan janji Allah terhadap orang yang menolong agamanya, Allah pasti akan membantu urusannya. Aku ingin ingatkanmu kasih sayangNya dan rahmatNya terhadap hamba yang diredhai Nya. Bukankah senang nanti bila Allah tanyakan kepada kita: Apa yang kau gunakan masa mudamu dan aku dan kau serentak menjawab :Ya Tuhanku, Ya Rabb, masa mudaku dan masa tuaku adalah aku letakkan pada jalanMu. Adalah untuk Kau. Hanya untuk hidup dalam redhaMu walau kami ditekan.
Untuk hidup dalam cinta kami kepada Mu.

Sahabat...

Peluru, tali gantung, pedang yang tajam, bahkan tekanan yang kuat dari pengalaman kehidupan sememangnya boleh melemahkan sesiapa sahaja.
Tapi bukan engkau. Engkau dibina dengan tarbiyah. Dihiasi keindahan akhlak. Dilahirkan sebagai pendukung agama ini. Biar siapa sahaja pun engkau, biar apa sahaja kata orang,kau terus menguatkan langkah menyusur jalan in. Aku yakin,kerna kau sahabatku.


Sahabatku yang dikasihi..

Tidak dapat aku janjikan kesenangan dan kemewahan mengikut jalan ini. Tidak dapat aku berikan nama dan pangkat. Tapi akan ku tawarkan yang lebih baik dari segala itu. Akan kuberikan doaku semoga kau teguh dalam jalan ini .Akan ku bersama kau melangkah membawa haq dalam jalan ini. Akan aku luka dan berdarah bersama kau. Kerna kita saudara yang saling mencintai kerna Nya.

Sungguh aku bersama mu.

Tulus,

Sahabatmu tercinta
www.iLuvislam.com
tajulrijalannuar
editor: ImKoyube


surah al-fatihah


سورة الفاتحة
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيم (1) ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِين(2) ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيم(3) مَـٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّين(4) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ(5) ٱهْدِنَا ٱلصِّرَ ٰط ٱلْمُسْتَقِيمَ(6) صِرَ ٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ ٱلضَّاۤلِّينَ(7)
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani(1)
Segala puji tertentu bagi Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam(2)
Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani(3)
Yang Menguasai pemerintahan hari Pembalasan (hari Akhirat)(4)
Engkaulah sahaja (Ya Allah) Yang Kami sembah, dan kepada Engkaulah sahaja kami memohon pertolongan(5)
Tunjukilah kami jalan yang lurus(6)
Iaitu jalan orang-orang yang Engkau telah kurniakan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang yang Engkau telah murkai, dan bukan pula (jalan) orang-orang yang sesat(7)
Peringatan Bagi Pejuang Islam

Berkata As-syahid Al-Imam Hassan Al-Banna:

1. Sesungguhnya ramai yang mampu berkata-kata dan sedikit dari mereka yang bertahan dalam beramal dan bekerja. Ramai pula dari yang sedikit itu yang mampu bertahan di waktu beramal dan sedikit dari mereka yang mampu memikul bebanan jihad yang sukar dan berat. Para Mujahidin itu adalah angkatan terpilih yang sedikit bilangannya tetapi menjadi penolong dan menjadi Ansarullah. Adakalanya mereka tersilap tetapi akhirnya menepati tujuan sekiranya mereka diberi Inayah dan Hidayah oleh Allah.

"Sesungguhna kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendakiNya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mahu menerima petunjuk" (Al-Qashash:56)

"Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam" (Al-Ankabut:6)

2. Sesungguhnya ujian-ujian Allah adalah
PROSES PENAPISAN, untuk menapis orang yang benar dan yang bohong; orang yang beriman dan Munafik; orang yang sabar dan gopoh.
"..dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir" (Ali-'Imran:141)

"Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk(munafik) dengan yang baik (mu'min). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendakiNya di antara rasul-rasulNya. Kerana itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasulNya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar" (Ali-'Imran:179)

"Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antar kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ehwalmu" (Muhammad:31)

"Musa berkata kepada kaumnya:'Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakanNya kepada siapa yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa" (Al-A'Raaf:128)

3. Sesungguhnya da'wah berdiri di atas keazaman,
bukan di atas kemudahan.
"Allah berfirman:'Jangan takut (mereka tidak akan dapat membunuhmu), maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mu'jizat-mu'jizat); sesungguhnya Kami bersamamu mendengarkan (apa-apa yang mereka katakan)," (Asy-Syu'araa':15)

4. Orang yang beriman apabila diganggu Syaitan, mereka cepat sedar dan kembali kepada Allah.

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. Dan teman-teman mereka(orang-orang kafir dan fasik) membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya(menyesatkan)" (Al-A'raaf:201-202)

Tuesday, November 16, 2010

Rasulullah qudwah Hasanah ....

 

 

Panduan kepimpinan menghadapi cabaran perjuangan Islam


Serta mengilhamkannya (untuk mengenal) jalan yang membawanya kepada kejahatan, dan yang membawanya kepada bertakwa (8); Sesungguhnya berjayalah orang yang menjadikan dirinya yang sedia bersih bertambah-tambah bersih (dengan iman dan amal kebajikan) (9). Dan sesungguhnya hampalah orang yang menjadikan dirinya yang sedia bersih itu susut dan terbenam kebersihannya (dengan sebab kekotoran maksiat) (10).” (Surah Asy-Syams 91:8-10)


Sesuatu yang penting dihayati dan diambil iktibar ialah mengenai pengiktirafan masyarakat Mekah kepada Nabi Muhammad SAW sebelum baginda dilantik oleh sebagai Rasul. Syakhsiyah baginda sudah masyhur sebagai seorang ‘al-amiin’ sudah diterima baik oleh semua lapisan masyarakat.




Ini bererti sifat al-amiin itu sudah menghiasi syakhsiyah Nabi Muhammad SAW sehingga terserlah kepercayaan dan keyakinan masyarakat, betapa baginda seorang yang benar-benar ‘boleh diharap’ sama ada di dunia mahu pun di akhirat.







Justeru semua individu yang bergelar pimpinan perlulah utamakan muhasabah diri supaya boleh diterima sebagai al-amiin. Ia sesuai dengan maksud firman Allah di atas (seperti maksud ayat di atas) yang meletakkan sifat membersih diri sebagai tangga kejayaan.



Maknanya, seseorang itu perlu bersih diri dan cara membersih diri ialah dengan mengawal nafsu. Percayalah, sifat peribadi (syakhsiyah) seseorang itu tidak boleh baik dan sempurna kalau nafsu tidak boleh dikawal.



Selain itu, cara bersih diri dari pengaruh nafsu buruk ialah menggunakan ‘taqwa.’ Melalui taqwa kepada Allah sahaja yang boleh menyebabkan masyarakat percaya dan yakin kepada seseorang pemimpin.


Atas sifat taqwa jugalah apa sahaja yang kita buat––sembahyang, puasa, jaga keluarga hatta mengurus kemasyarakatan––masyarakat akan rasa yakin dan boleh percaya.


Begitu juga, bila seseorang itu bertaraf pemimpin, syakhsiyahnya akan dilihat baik atau sempurna bila ia tidak merokok, lekat sembahyang berjemaah, berterusan dengan amalan sunat, tidak kedekut bersedekah, ringan kaki tulang kerana kerja kebajikan rakyat atau seumpamanya.


Ia sebagaimana sifat dan amalan Nabi Muhammad SAW. Apa yang utama, sifat Nabi itu hendaklah dijadikan asas melakukan muhasabah diri.


Ambillah pengajaran daripada kisah tatkala Nabi Muhammad balik dari Gua Hira’ selepas bertemu Malaikat Jibrail. Ketika itu, isteri baginda Siti Khadijah menjadi pendorong dan penguat semangat untuk Nabi berhadapan dengan tugas dan tanggungjawab setelah menerima wahyu. Kata-kata mulia Siti Khadijah berbunyi: “Sekali- kali tidak! Demi Allah, sekali- kali Allah tidak akan menghinakan kamu selamanya. Sesungguhnya kamu benar-benar orang yang suka menyambung tali persaudaraan, menghormati tetamu, membantu orang yang sengsara, memenuhi keperluan orang yang memerlukan, dan membantu orang-orang yang ditimpa musibah.”


Dalam konteks masyarakat Malaysia yang diselubungi fahaman sekular dibawa oleh Umno, ia telah menjauhkan kehidupan rakyat dari agama. Oleh itu terlalu penting bagi setiap rakyat (kalangan Melayu, Cina dan India dan semuanya) menjaga diri masing-masing supaya tubuh badan kita boleh menjadi bahan dakwah, contoh kepada semua orang.


Berkat daripadanya, wujud suasana kerukunan hidup masyarakat Kelantan dan hubungan harmoni antara kaum––Melayu, Cina, India dan Siam––hidup dengan aman dan sejahtera.



Kesemuanya meletakkan asas kukuh bahawa tanggungjawab kepimpinan ke arah memerintah secara Islam adalah wajib. Lihat sahaja perjalanan Nabi Muhammad SAW sepanjang menjadi nabi dan pemimpin negara.


Ketika sistem pemerintahan telah zaman-berzaman wujud di dunia, tetapi Nabi sendiri yang bawa Islam dan tatkala Islam berkuasa, maka Nabi tidak meniru sistem pemerintahan yang sedia ada.


Nabi sendiri rela bergadai nyawa, demi menegakkan pemerintahan Islam. Ketika di Mekah pun, Nabi sendiri ditawar dengan serba-serbi kekuasaan dan kemewahan. Namun kesemuannya ditolak. Malah Nabi sendiri meninggalkan Mekah (berhijrah ke Madinah) demi menegakkan pemerintahan Islam.



Di Madinah pula, Nabi mengadakan tahaluf-siyasi dengan puak-puak bukan Islam (Yahudi dan Nasrani). Nabi sendiri memimpin dan mengendalikan semua urusan politik dan pentadbiran negara. Maka kepimpinan Nabi telah berlaku selama 23 tahun, bermula dari Mekah hinggalah ke Madinah.



Biarpun selama itu, apa sahaja cara dan gaya kepimpinan Nabi dilihat ‘berlawan arus’ atas semata-mata untuk tegakkan Islam.


Natijahnya, Nabi berjaya menunjukkan contoh kepimpinan terbaik (khudwah hasanah) yang mesti ditiru oleh semua pemimpin dari dahulu sampailah sekarang.


DI sebalik kebaikan kepimpinan Nabi, baginda sering mengutamakan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab atas apa yang dipimpin. Justeru Nabi bukanlah seorang yang bermewah kerana jawatan, malah pernah berhutang dengan seorang Yahudi dan sanggup mencagarkan baju rantai untuk membayar hutang. Walau pun ada sahabat sedia menyara Nabi, tetapi baginda tidak bersedia untuk hidup atas bantuan orang lain.



Pengajaran daripada syakhsiyah dan kepimpinan Nabi Muhammad SAW itu, harapnya semua pemimpin  hari ini perlu meletakkan ‘peribadi Nabi’ sebagai khudwah. Maka, seorang pemimpin itu hendaklah bergantung bulat kepada apa yang Nabi tunjuk itu.


Ia sesuai dengan apa yang kita baca di dalam sembahyang. Sebab itulah, setiap kali sembahyang diwajibkan menyebut dan memuji Nabi. Dan sembahyang itu berlaku sebelum awal fajar dan ketika mata hari terbenam. Kesemuanya menuntut untuk kita sentiasa menyebut-nyebut sifat Nabi. Agar sifat itu sentiasa menjadi ikutan kita. Sesungguhnya, kebaikan kepimpinan Nabi Muhammad SAW jelas membawa rahmat dan kesejahteraan untuk sekalian alam. Justeru kenapakah kita tidak mahu menjadikan Nabi sebagai khudwah hasanah?


Semoga sekalian  menjadikan syakhsiyah Nabi Muhammad SAW sebagai khudwah hasanah. Kepimpinan akan beroleh kejayaan dan jemaah akan terus utuh menuju matlamat perjuangan, yakni kemenangan Islam.




Sunday, November 14, 2010

Akidah & Perjuangan - UStad. Mohd Fadzil Noor



Aqidah merupakan suatu perkara yang paling penting dalam perjuangan Islam. Ia merupakan suatu kekuatan utama yang mesti dimiliki oleh seluruh pejuang Islam agar perjuangan yang didokongi tidak lari daripada matlamat asal serta tidak bercanggah daripada landasan yang telah digariskan oleh Islam. Menyedari betapa pentingnya kekuatan aqidah ini kepada jatuh bangunnya perjuangan Islam telah menyebabkan musuh Islam dari dulu hingga kini sentiasa berusaha di dalam menjauhkan umat Islam daripada ajaran Islam yang sebenar melalui serangan pemikiran.



Kesinambungan daripada itulah maka kita sebagai orang yang mengaku berjuang Islam mesti faham, mengguna serta mempertahankan kekuatan aqidah ini daripada sebarang usaha musuh Islam untuk merobek dan menghancurkannya demi mencapai kejayaan dan kemuliaan hidup di dunia dan akhirat.




Definisi Aqidah

Dari segi bahasa aqidah berasal daripada perkataan ‘aqada yang bermaksud ikatan atau simpulan yang kukuh.


Menurut istilah syara’: Aqidah ialah kepercayaan yang tersimpul kukuh dan teguh dalam jiwa sehingga tidak mungkin akan terurai oleh apa jua suasana dan keadaan.


Aqidah Islamiyyah ialah satu ikatan yang menghubungkan antara makhluk (yang dicipta) dengan Allah sebagai Khaliq (pencipta). Ia dibina di atas Rukun Iman.


“…Dan barangsiapa yang engkar kepada taghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah memegang tali yang amat kuat dan tidak akan putus…”
(Surah Al-Baqarah : 256)

“Orang-orang Mukmin hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu...”
(Surah Al-Hujurat : 15)

“Kitab itu (Al-Quran) tidak ada keraguan padanya, menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.”
(Surah Al-Baqarah : 2)

3 Unsur Utama Aqidah
  1. Tidak mencari Tuhan selain Allah S.W.T
  2. Tidak mengambil pemimpin atau pelindung selain daripada Allah
  3. Tidak mencari hakim selain Allah
Perjuangan Kita


Sesungguhnya aqidah ini wajib diperjuangkan. PERJUANGANNYA IALAH MENEGAKKAN KALIMAH ALLAH DAN MERUNTUHKAN SEGALA KEKUFURAN. Tidak sempurna iman bagi sesiapa yang hanya menumpukan amal untuk dirinya sendiri tanpa ada hubung kait dengan masyarakat. Aqidah ini bukan untuk dipegang oleh orang-orang tertentu sahaja.


Ia juga bukan hanya perlu diperjuangkan oleh orang-orang tertentu sahaja. Bukan hanya diperjuangkan oleh para Nabi dan Rasul atau para ulama’, bahkan seluruh umat Islam. Sebagaimana Allahu Subhanahu Wa Ta’ala menyebut di dalam al-Quran dalam banyak ayat tentang aqidah dan perjuangan. Disebut tentang kewajipan berada dalam perjuangan ini seiring dengan perintah beriman kepada-Nya. Dua perkara yang tidak dapat dipisahkan.


“Dan sesungguhnya Kami telah mengutuskan pada tiap-tiap umat akan Rasul (untuk menyerukan) sembahlah Allah sahaja dan jauhilah taghut.”
(Surah An-Nahl : 36)


“Kamu adalah sebaik-baik ummah yang dikeluarkan untuk manusia, kamu menyuruh melakukan yang ma’ruf dan kamu melarang dari mengerjakan yang mungkar serta beriman kepada Allah.”
(Surah Ali Imran : 110)


“Perangilah mereka (orang-orang kafir) sehingga tidak ada lagi fitnah dan agama semuanya hanyalah untuk Allah.”
(Surah Al-Anfal :39)


Orang-orang Mukmin hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta benda dan dirinya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.”
(Surah Al-Hujurat : 15)


“Wahai orang-orang yang beriman, mahukah Aku tunjukkan kepadamu suatu perniagaan yang akan melepaskan kamu dari azab yang pedih. (Iaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjuang pada jalan Allah dengan harta dan dirimu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
(Surah As-Shaf : 10-11)


Perjuangan ini adalah jihad. Aqidah dan jihad ibarat sebatang pokok yang mana aqidah sebagai akarnya dan pucuknya adalah jihad.




Kecacatan Aqidah Tanpa Perjuangan


Jika kita lihat masyarakat Islam pada hari ini dapat kita lihat betapa sedikitnya golongan yang memperjuangkan Islam. Agama dianggap hak individu. Padahal Islam bukan agama individu, tetapi agama jamaah. 


Pandangan sesetengah anggota masyarakat kita, “biarlah dia (orang yang melakukan kemungkaran). Kita jaga diri kita cukuplah”. Mereka kedekut untuk menyampaikan ajaran Islam kepada orang ramai. Ini sebenarnya aqidah yang tidak jelas. 


Para penjajah pada era penjajahan dahulu, amat suka golongan macam ini. Walaupun ‘abid (orang yang kuat beribadat), tetapi tidak ambil kisah soal orang lain, soal negara dan sebagainya. Asalkan tidak mengganggu ibadat khususnya. Lebih malang apabila ada golongan yang hendak memperjuangkan undang-undang Islam, politik Islam, maka akan dianggap salah. 



Sedangkan kita sedia maklum tentang kewajipan amar ma’ruf dan nahi mungkar dan kewajipan beramal dengan seluruh ajaran Islam. Tidak ada seorang Rasul pun yang bersenang-lenang tanpa perjuangan menegakkan Islam. dan jika tidak kerana perjuangan orang-orang terdahulu menyebarkan Islam, mungkin Islam tidak akan sampai ke nusantara ini.



Setiap individu Muslim wajib berjuang menegakkan Islam. lebih-lebih lagi pada saat ini di mana tiadanya satu khilafah ataupun daulah yang melaksanakan seluruh ajaran Islam dan menggunakannya dengan adil. Malah, ummat Islam sebahagiannya dijajah oleh Barat dan Yahudi.


Golongan yang tidak berjuang untuk Islam mereka juga tidak selamat. Allahu Subhanahu Wa Ta’ala mengingatkan kita akibat meninggalkan perjuangan menegakkan agama Allah dalam Al-Quran dalam beberapa kisah.



Di sini saya memetik peristiwa pada hari Sabtu kaum Nabi Musa a.s.
“Tanyakanlah kepada mereka tentang negeri yang terletak berhampiran laut. Ketika mereka melanggar perintah Allah pada hari Sabtu, ketika ikan-ikan mereka datang terapung-apung (di muka air) pada hari Sabtu, sedangkan pada hari (yang lain) bukan hari Sabtu tiada datang kepada mereka. Demikianlah Kami menguji mereka disebabkan mereka orang-orang fasiq. Ketika segolongan di antara mereka itu berkata: Mengapa kamu menasihati kaum, sedang Allah akan membinasakan mereka itu atau menyiksanya dengan seksaan yang keras? Mereka menjawab: (kami nasihati mereka itu) untuk meminta uzur (setelah menunaikan tanggungjawab dakwah) kepada Tuhan-Mu dan mudah-mudahan mereka itu bertakwa. Tatkala mereka melupakan apa-apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang kejahatan dan Kami seksa orang-orang yang aniaya dengan ‘azab yang keras, disebabkan mereka fasiq. Setelah mereka sombong (melanggar) apa yang terlarang, Kami berfirman kepada mereka: Jadi keralah kamu serta terusir.”
(Surah Al-A’raaf : 163-166)


Dalam ayat lain, Allahu Subhanahu Wa Ta’ala menyebut:

Terlaknatlah orang-orang kafir dari golongan Bani Israel melalui lisan Nabi Allah Daud dan Isa bin Maryam, itu adalah disebabkan oleh derhaka mereka (terhadap Allah Ta’ala) dan mereka melampau, mereka tidak mencegah kemungkaran di kalangan mereka - itulah seburuk-buruk amalan mereka.”



Dalam sebuah hadis diriwayatkan bahawa Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, maksudnya:


“Tidak ada dari Nabi yang diutus dalam ummat sebelumku, kecuali dari ummatnya terdapat orang-orang yang membelanya dan sahabat-sahabat yang melaksanakan sunnahnya dan meneladani perintahnya. Kemudian setelah itu akan datang orang-orang yang mengatakan apa yang tidak mereka lakukan dan melakukan apa yang tidak diperintahkan. 


Barangsiapa yang berjihad melawan mereka dengan tangannya, maka dia mukmin. Barangsiapa yang berjihad melawan mereka dengan lisannya, maka dia mukmin. Barangsiapa yang berjihad melawan mereka dengan hatinya, maka dia mukmin. Setelah itu tidak ada lagi iman walaupun sebesar biji jagung.


Rasulullah SAW telah bersabda yang bermaksud;
“Barang siapa yang tidur dan tidak mengambil tahu ataupun mengambil berat tentang urusan orang-orang Islam, maka dia bukanlah golongan mereka (golongan orang-orang Islam)”. 


Kecacatan Perjuangan Tanpa Asas Aqidah Yang Kukuh




Diriwayatkan dari Abu Musa r.a.:

Seorang Badwi bertanya kepada Rasulullah (sallallahu ‘alaihi wasallam) tentang jihad: “Orang yang berjuang atau berperang kerana mahukan harta rampasan, orang yang berperang kerana mahukan supaya namanya disebut, orang yang berperang kerana menunjuk-nunjuk kepada orang, orang yang berperang kerana keberanian semata-mata, orang yang berjuang kerana perkauman, atau kerana kekeluargaan, ataupun kerana fanatic keturunannya, ataupun berperang kerana marah, maka siapakah yang dikatakan berperang fi sabilillah?” Rasulullah (sallallahu ‘alaihi wasallam) menjawab: “Orang yang berperang pada jalan Allah, ialah mereka yang berperang kerana menegakkan kalimah Allah yang Maha Suci.”
(Hadis riwayat Al-Bukhari, Muslim dan Ahmad)



Dari Amirul Mukminin Umar Ibnu Al-Khattab r.a. katanya:
Aku telah mendengar Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya setiap perbuatan itu adalah (bergantung) dengan niat. Dan sesungguhnya setiap apa (yang dilakukan oleh) manusia itu (balasannya atas) apa yang diniatkan. Maka barangsiapa yang berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah kerana dunia yang ingin dikecapinya, atau kerana seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ia berhijrah kerananya.”
(Hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim)




Kepentingan Aqidah Terhadap Perjuangan Islam


1. Supaya jelas matlamat perjuangan
Pejuang Islam mesti tahu bahawa perjuangan yang sedang didokongi merupakan suatu tuntutan Allah S.W.T di mana setiap gerak kerja yang dilakukan mestilah selari dengan apa yang telah digariskan oleh Islam. Bagaimana kita mahu berjuang sekiranya kita tidak tahu matlamat perjuangan Islam yang sebenarnya 


2. Supaya perjuangan benar-benar ikhlas kerana Allah S.W.T
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim daripada Abu Musa al-Asy’ari bahasanya seorang arab badwi telah datang kepada Rasulullah s.a.w lalu bertanya:


يارسول الله! الرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِلْمَغْنَمِ و الرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِيُذْكَرَ و الرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِيُرَى مَكَانُهُ؟ وفى رواية يُقَاتِلُ شَجَاعَةً و يُقَاتِلُ حَمِيَّةً , وفي رواية : يُقَاتِلُ غَضَبًا فَمَنْ فى سبيل الله؟ فقال رسول الله : مَنْ قَاتَلَ لِتَكُوْنَ كَلِمَةُ الله هِىَ العُلْيَا فَهُوَ فِى سَبِيْلِ الله


Maksudnya : Ya Rasulullah! Ada seseorang yang berperang dengan tujuan merebut harta rampasan, ada pula seseorang yang berperang dengan tujuan suapaya disebut-sebut namanya dan ada pula seseorang yang berperang dengan tujuan untuk memperlihatkan betapa hebat peranannya”. Dan dalam riwayat lain “ Ada seseorang yang berperang dengan tujuan menunjukkan keberaniannya dan ada pula seseorang yang berperang untuk membalas dendam keluarganya. Dan riwayat yang lain pula disebutkan “ Ada seseorang yang berperang kerana mahu melepaskan kemarahannya maka yang mana di antara semua ini yang dianggap orang yang berperang fisabilillah?.” Rasulullah s.a.w menjawab :” Sesiapa yang berperang dengan tujuan supaya kalimah Allah S.W.T (Islam) menjadi tinggi maka orang itu sahajalah yang dikatakan berjihad fisabilillah


2 kisah dalam peperangan Uhud ini ialah apabila seorang kafir yang bernama ‘Amru bin Thabit di mana sebelum ini telah diajak kepada Islam tetapi dia enggan. Tiba-tiba dalam peperangan ini dia telah dijumpai dalam keadaan nazak dan apabila ditanya tentang sebab dia turut berperang lalu dia menjawab bahawa dia telah beriman kepada Allah dan rasulNya. Apabila diberitahu kepada Rasulullah s.a.w tetang perkara ini lalu bagnda menjawab : Dia masuk Syurga.



Satu lagi peristiwa iaitu yang berlaku kepada Qazman di mana dia berperang dipihak Islam dan berjaya membunuh tujuh atau lapan orang kafir. Dia dijumpai dalam keadaan luka parah kemudian dibawa pulang kerumahnya. Dia memberitahu bahawa dia berperang kerana mempertahankan kaum bangsanya. Oleh kerana dia tidak tertahan dengan kesakitan yang dihadapi lalu dia telah membunun diri. Apabila Rasulullah s.a.w diberitahu mengenai perkara ini lalu baginda bersabda : Dia masuk neraka



3. Supaya dapat merasai kemanisan iman dalam perjuangan

Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim daripada Anas:

قَالَ الرَّسُوْلُ : ثَلاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ ِبهِنَّ حَلاوَةَ الإْيمَان : أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ ِمَّما سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لايُحِبُّهَ إِلا ِللهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِى الكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ


Maksudnya : Sesiapa yang memiliki tiga perkara ini nescaya dia akan dapat merasakan kemanisan iman iaitu dia mengasihi Allah dan rasulNya lebih daripada yang lain dan dia mengasihi seseorang semata-mata kerana Allah serta dia benci untuk kembali kepada kekufuran selepas dia diselamatkan oleh Allah daripadanya sebagaimana dia benci dicampakkan ke dalam api neraka



4. Supaya tidak mudah kecewa dan berputus asa dalam perjuangan

Firman Allah dalam ayat 146 surah Ali ‘Imran :

وكأين من نبي قــتل معه ربيون كثير فما وهنوا لمآ أصابهم فى سبيل الله وما ضعفوا وما استكانوا والله يحب الصــبرين


Maksudnya : Dan berapa ramai nabi yang berperang bersama-samanya sejumlah besar daripada pengikut setia yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah kerana bencana yang menimpa mereka di jalan Allah dan tidak lesu serta tidak pula menyerah kepada musuh. Sesungguhnya Allah menyukai mereka yang sabar



5. Supaya tidak menjadikan perjuangan sebagai tempat mencari habuan dunia
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah iaitu antara 3 orang yang Allah S.W.T tidak bercakap dengan mereka pada hari kiamat serta tidak disucikan mereka dan mendapat azab pedih ialah:

…. 


وَرَجُلٌ بَايَعَ إِمَامًا لايُبَايِعَهُ إِلا لِدُنْيَا . فَإِنْ أَعْطَاهُ مِنْهَا وَفَى لَهُ وَإِنْ لَمْ يُعْطِهِ مِنْهَا لَمْ يَفِ لَهُ


Maksudnya : ….dan seorang lelaki yang taat setia kepada pemimpin di mana dia tidak taat kecuali kerana dunia. Jika pemimpin memberinya habuan maka dia tunai ketaatan baginya tetapi jika pemimpin tidak memberinya maka dia tidak mentaatinya




6. Supaya amanah dan bertanggungjawab dalam perjuangan
قَالَ الرَّسُوْلُ : لا دين لمن لاأمانة له
قَالَ الرَّسُوْلُ : يا أبا ذر ‍ إنك ضعيف وأنها أمانة وأنها يوم القيامة خزي وندامة إلا من آخذها بحقها وأدى الذي عليه فيها – رواه مسلم
Maksudnya : Wahai Abu Dzar! Sesungguhnya engkau lemah sedangkan jawatan itu adalah suatu amanah dan pada hari qiamat kelak kehinaan dan penyiksaan yang akan menimpa kecuali orang yang telah mengambilnya dengan hak dan menunaikan tanggungjawabnya



7. Supaya tidak mudah goyah apabila diserang oleh pihak musuh Islam


فرمان الله تعالى دالم أية 19 سورة التوبة :
أجعلتم سقاية الحاج وعمارة المسجد الحرام كمن ءامن بالله واليوم الآخر وجــهد فى سبيل الله لايستون عند الله والله لايهدى القوم الظــلمين


Maksudnya : Adakah mereka yang memberi minuman kepada jemaah haji dan menguruskan Masjidil Haram kamu samakan kedudukan mereka dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat serta berjihad di jalan Allah?. Mereka tidak sama kedudukannya di sisi Allah dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim



8. Supaya dapat lari daripada menjadi pengkhianat terhadap perjuangan Islam


9. Supaya tahan dalam menerima ujian dan cabaran
Firman Allah dalam ayat 2 dan 3 surah al-Ankabut :
أحسب الناس أن يتركوا أن يقولوا آمنا وهم لايفتنون . ولقد فتنا الذين من قبلهم فليعلمن الله الذين صدقوا وليعلمن الكذبين .
Maksudnya : Adakah manusia itu mengira bahawa mereka akan dibiarkan untuk mengatakan: “ Kami telah beriman “, sedangkan mereka belum diuji. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Dia mengetahui orang-orang yang berdusta.


10. Supaya sentiasa muhasabah diri dalam perjuangan



Firman Allah S.W.T dalam ayat 104 surah an-Nisa’ :
ولا تهنوا في ابتغاء القوم , إن تكونوا تألمون فإنهم يألمون كما تألمون , وترجون من الله مالا يرجون
Maksudnya : Jangan kamu merasa hina (hilang semangat) memburu musuh kerana jika kamu merasa sakit mereka juga merasa sakit seperti kamu merasainya sedangkan kamu pula berharap kepada Allah apa yang mereka tidak harapkan


11. Sentiasa berusaha mendekatkan diri kepada Allah S.W.T 


12. Supaya tidak mencampur-adukkan antara Islam dan jahiliah, iman dan kufur, dosa dan pahala, ibadat dan maksiat dalam perjuangan
120 سورة االأنعام :
وذروا ظــهر الإثم وباطنه إن الذين يكسبون الإثم سيجزون بما كانوا يفترون

Maksudnya : Dan tinggallah dosa yang nampak dan tersembunyi. Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi balasan disebabkan apa yang mereka telah kerjakan


Pesan Sayyidina Umar al-Khattab : Kamu hendaklah takut kepada dosa kamu sendiri berbanding musuh. Jika kamu mati di tangan musuh maka hanya jasad bercerai daripada roh sedangkan jika kamu mati dengan dosa maka ia akan kamu bawa ke akhirat. Orang kafir itu dikalahkan disebabkan kederhakaan mereka terhadap Allah. Sekiranya kamu umat Islam pun turut derhaka maka kamu tidak akan dibantu oleh Allah.



Perjuangan ini hendaklah didasari dengan aqidah. Tanpa aqidah maka perjuangan menjadi batil, sebagaimana orang-orang munafiq yang ikut Rasulullah dalam peperangan, tetapi mereka tiada Aqidah Islamiyyah. Perjuangan sebegini tidak diterima oleh Allah.



Aqidah yang lemah akan menyebabkan kita lemah dalam perjuangan. Kita akan mudah goyah dan juga akan mudah terpesong dengan kehendak-kehendak dunia yang sementara apabila aqidah kita tidak kukuh.


Penutup


Justeru, hendaklah kita sentiasa bermuhasabah diri sejauh manakah kedudukan iman dan aqidah dalam perjuangan kita. Di samping kita beramal secara jama’ie dan amal ijtima’ie, jangan kita lupa untuk mendekatkan diri kepada Allah di malam hari dengan berqiamullail dan memperbanyakkan amalan-amalan sunat. Kita juga perlu menekankan amalan-amalan tazkiyatunnafs (mendidik jiwa), amalan-amalan fardi (individu) supaya kita benar-benar berjuang pada landasan aqidah. Dalamilah ilmu aqidah/ilmu tauhid/ilmu usuluddin/ilmu kalam. Biarlah hubungan kita rapat dengan Allah supaya perjuangan kita tidak terpesong dengan keinginan duniawi. Tidak disekutukan dengan sesuatu dan hanya bermatlamatkan Allah. Jangan kita terlalu asyik mengutamakan ilmu-ilmu haraki dan gerak kerja sedangkan ilmu-ilmu fardhu ‘ain, ilmu feqah, ilmu aqidah kita tidak dalami, dan jangan pula kita asyik dengan amalan-amalan fardi (individu) sehingga melupakan tanggungjawab kita terhadap masyarakat. Marilah kita sama-sama mengikhlaskan diri dalam perjuangan ini hanya untuk Allahu Subhanahu Wa Ta’ala.

Aqidah mestilah diperjuangkan,
        Dan perjuangan mestilah berteraskan aqidah.

Family

Family
cousin, ibu saudara, adik dan abang.

Mum n Dad ..

Mum n Dad ..
Hanya Dia yang Tahu betapa sayangnya saya pada mereka ^_^

Usrati Jannati.

Usrati Jannati.
Pemangkin kekuatan diri..